VISIT BANDARA
ADI SOEMARMO
BOYOLALI SOLO
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Aircraft Type
Knowledge
Disusun oleh
:
Satria Wahyu Manggala
PRODI D-4 A MANAJEMEN TRANSPORTASI
UDARA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat
untuk membantu mahasiswa memahami materi Mata Kuliah Aircraft Type Knowledge khususnya
tentang visit bandara Adi Soemarmo di Boyolali.
Kelompok
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat di perlukan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kelompok kami mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak kesalahan.Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kelompok kami sendiri dan bagi pembaca, serta menjadi pintu
gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Aircraft Type Knowledge
Yogyakarta, 11 Juni 2016
Satria Wahyu Manggala
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... .................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah................................................................................ 1
B. Tujuan
Penelitian................................................................................. 1
BAB II
A.
Definisi Harapan ............................................................................................... 2
BAB III
A.
Metode Penelitian ............................................................................................. 3
BAB
IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan............................................................................................ 8
BAB
V PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................................... 9
B.
Saran................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Rumusan
Masalah
1. Beban
yang bisa ditanggung runway dan taxiway
2. Panjang
dan lebar runway dan taxiway
3. Luas
dan beban yang bisa ditampung apron
4. Daya
tampung ruang tunggu
5. Jumlah
pesawat take off dan landing per hari
6. Faktor
penyebab keterlamatan dan jumlah keterlambatan per hari
7. Jumlah
penumpang setiap hari keberangkatan dan kedatangan
8. Jam
operasi bandara
9. Airlane
yang beroperasi dan tipe pesawat yang digunakan
B.
Tujuan
Penelitian
Tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui informasi seputar bandara khususnya bandara Adi Sumarmo.
2. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Aircraft Type Kowledge
3. Untuk
mengetahui ukuran dari setiap bangunan yang terdapat di bandara.
4.
Untuk
memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
ilmu penerbangan.
5.
Untuk
menambah pengetahuan dan pemahaman kami terutama mengenai teori –teori yang
telah kami peroleh dalam perkuliahan.
BAB II
A.
Tinjauan
Pustaka
1. Bandar
udara Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):
Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau
sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Menurut Undang-undang
No.15 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2001, Bandar Udara adalah
lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat
udara, naik turun penumpang, dan / atau bongkar muat kargo dan / atau pos,
serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat
perpindahan antar moda transportasi.
2. Sistem
lapangan terbang Sistem lapangan terbang menurut Basuki (1986) dibagi menjadi
dua, yaitu landside (sisi darat) dan airside (sisi udara). Keduanya dibatasi
oleh terminal. Sebuah lapangan terbang melingkupi kegiatan yang sangat luas,
yang mempunyai kebutuhan yang berbeda, bahkan kadang - kadang berlawanan,
seperti misalnya kegiatan keamanan membatasi sedikit mungkin hubungan
(pintu-pintu) antara landside dan airside, sedangkan kegiatan pelayanan
memerlukan sebanyak mungkin pintu terbuka dari landside ke airside agar
pelayanan berjalan lancar.
BAB III
A. Metode Penelitian
1. PENDAHULAUAN
Dalam
penelitan ini kami menggunakan metode wawancara
Metode wawancara atau metode interview, mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. Dalam hal ini, suatu percakapan meminta keterangan yang tidak untuk tujuan suatu tugas, tetapi yang hanya untuk tujuan beramah-tamah, untuk tahu saja, atau untuk ngobrol saja, tidak disebut wawancara. Sebelum seorang peneliti dapat memulai wawancara, artinya sebelum ia dapat berhadapan muka dengan seseorang dan mendapat keterangan lisan dari dia, maka ada beberapa soal mengenai persiapan wawancara yang harus dipecahkan terlebih dahulu. Soal itu mengenai:
Metode wawancara atau metode interview, mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. Dalam hal ini, suatu percakapan meminta keterangan yang tidak untuk tujuan suatu tugas, tetapi yang hanya untuk tujuan beramah-tamah, untuk tahu saja, atau untuk ngobrol saja, tidak disebut wawancara. Sebelum seorang peneliti dapat memulai wawancara, artinya sebelum ia dapat berhadapan muka dengan seseorang dan mendapat keterangan lisan dari dia, maka ada beberapa soal mengenai persiapan wawancara yang harus dipecahkan terlebih dahulu. Soal itu mengenai:
1. Seleksi individu untuk
wawancara;
2. Pendekatan orang yang telah diseleksi untuk wawancara;
3.
Pengembanagan suasana lancer dalam wawancara, serta usaha untuk menimbulkan
pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang diwawancara.
2.
PERSIAPAN UNTUK WAWANCARA
Dalam
rangka penelitian masyarakat, ada dua macam wawancara yang pada dasarnya
berbeda sifatnya, ialah:
1.
Wawancara untuk mendapatkan keterangan dan data dari individu-individu tertentu
untuk keperluan informasi
2.
Wawancara untuk mendapatkan keterangan tentang diri pribadi, pendirian atau
pandangan dari invidu yang ingin diwawancara untuk keperluan komparatif.
Individu
sasaran wawancara golongan pertama disebut informan, sedangkan golongan kedua
disebut responden. Perbedaan ini mempunyai arti penting dalam wawancara. Adapun
mengenai hal mencari subjek wawancara untuk mendapatkan dan mengukur pendirian
atau pandanagn dari individu-individu itu, pada permulaan pada seksi ini telah
diterngkan bahwa orang-orang itu sebaiknya diseleksi dengan metode sampling
yang sedapat mungkin dilakukan dengan seksama. Hal-hal tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Soal pendekatan objek wawancara Mengingat bahwa individu yang dipilih untuk wawancara itu mempunyai fungsi serta tugas sebagai warga masyarakat dan mengingat bahwa kadang-kadang mereka mempunyai kesibukan pekerjaan dan kesibukan hidup mereka sendiri, maka perlu bagi golongan si peneliti untuk mengetahui dahulu saat manakah individu dari golongan tertentu menurut kelaziman mempunyai waktu senggangnya. Itu supaya peneliti dapat menentukan waktu manakah yang paling cocok untuk menghubungi subjek wawancara. Kalau waktu wawancara cocok, dan orang yang menjadi subjek wawancara tak merasa terganggu waktunya, maka ia juga akan bersikap lebih kooperatif.
a. Soal pendekatan objek wawancara Mengingat bahwa individu yang dipilih untuk wawancara itu mempunyai fungsi serta tugas sebagai warga masyarakat dan mengingat bahwa kadang-kadang mereka mempunyai kesibukan pekerjaan dan kesibukan hidup mereka sendiri, maka perlu bagi golongan si peneliti untuk mengetahui dahulu saat manakah individu dari golongan tertentu menurut kelaziman mempunyai waktu senggangnya. Itu supaya peneliti dapat menentukan waktu manakah yang paling cocok untuk menghubungi subjek wawancara. Kalau waktu wawancara cocok, dan orang yang menjadi subjek wawancara tak merasa terganggu waktunya, maka ia juga akan bersikap lebih kooperatif.
b. Soal pengembangan suasana lancar
dalam wawancara Apabila peneliti telah berhasil untuk mengadakan kontak dengan
subjeknya, dan apabila ia dapat mulai dengan wawancaranya, maka timbul soal
lain baginya. Hal lain itu adalah cara apakah yang harus dipergunakan, supaya
subjek mau menjawab dengan lancar, mau memberikan informasi sebanyak-banyaknya,
mau bersikap kooperatif, pendeknya mau memberi laporan yang baik. Hal tersebut
adalah masalah hubungan antar individu. Dan seperti tiap masalah hubungan antar
individu, hal itu menyangkut kedudukan serta peranan dalam kedudukan dari satu
individu terhadap individu yang dihadapinya.
c. Saran-saran mengenai persiapan wawancara
dan sikap dalam wawancara
Saran-saran
tercantum di bawah ini merupakan saran mengenai sikap umumyang sebaiknya
diperhatikan oleh seorang ahli dalam persiapan serta pada waktu wawancara.
Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1.Peneliti
sebaiknya memperhatikan individu dari lapisan bawah, disamping individu dari
lapisan atas dalam masyarakat.
2.Dalam
menyeleksi sejumlah responden untuk diwawancara, peneliti sebaiknya
memperhatikan metode sampling dalam hubungan yang erat dengan tujuan dari penelitian.
3.Dalam
hal pemilihan waktu, peneliti sebaiknya memperhatikan dengan seksama masa
senggang dari subjek wawancara, dan berusaha supaya jangan mengganggunya dalam
kesibukan sehari-hari.
4.Pada
permulaan wawancara, peneliti harus selalu memperkenalkan diri serta lembaga
atau lain badan yang menugaskannya, secara tegas dan terang. Kemudian
menguraikan maksud dari wawancara secara sederhana tapi terang.
5.Peneliti
sebaiknya mengambil peranan sebagai seorang yang ingin tahu dan ingin
belajardari si informan.
6.Peneliti
sebaiknya selalu menunjukkan perhatian sepenuhny aterhadap pokok yang
dibicarakan, walaupun telah berusaha untuk bersikap positif, dalam arti bahwa
ia jangan memberi komentar atau pendiriannya sendiri terhadap yang diberikan
oleh responden.
7.Peneliti
sebainya mencoba untuk merasakan pertanyaan-pertanyaan apakah yang rupa-rupanya
ditolak oleh responden, karena akan membuat ia malu, karena tidak disetujuinya,
karena memberikannya kenanganyang buruk.
8.Peneliti
harus mendengarkan dengan penuh perhatian segala hal yang diceritakan oleh
responden, juga keterangan yang mungkin tidak diperlukan. Janganlah memaksanya
memberikan jawab serta cepat-cepat ketearngan yang sebenarnya dikehendaki
peneliti.
3.
TEKNIK BERTANYA DALAM WAWANCARA
Beberapa
macam wawancara. Pada umumnya semua macam wawancara yang dikenal oleh para
peneliti itu dapat di bagi ke dalam dua golongan besar, ialah: 1. Wawancara
berencana 2. Wawancara tak berencana. Wawancara berencana selalu terdiri dari
suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan dan disusun sebelumnya.
Semua responden yang diseleksi untuk diwawancara diajukan pertanyaan yang sama,
dengan kata-kata dan dalam tata urut yang seragam. Peneliti tidak dapat
mengubah sendiri keseragaman tersebut karena hal itu mungkin akan menimbulkan
respons yang tidak mempunyai nilai seragam, sehingga sukar untuk dibandingkan
satu dengan lain. Sebenarnya suatu wawancara berencana itu sama dengan
kuesioner yang diajukan kepada responden secara lisan. Wawancara tak berencana
tak
mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan
susunan kata dan dengan tata urut tetap yang harus dipatuhi oleh peneliti
secara ketat. Hal ini tentu tidak berarti bahwa suatu wawancara itu tak
mempunyai cara dan aturan bertanya yang tertentu.
4. CARA-CARA BERTANYA SECARA KONKRET
DALAM WAWANCARA
a.
Peneliti sebaiknya menghindari kata-kata yang mempunyai mempunyai dua atau
banyak arti.
b.
Peneliti sebaiknya menghindari pertanyaan-pertanyaan panjang.
c.
Peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan yang konkret sesuai dengan waktu dan
tempatnya.
d.
Peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan dalam rangka pengalaman konkret dari
responden.
e.
Peneliti sebaiknya menyebut semua alternative yang dapat diberikan oleh
responden atas pertanyaannya, atau sebaliknya jangan menyebut suatu alternative
sama sekali.
f.
Dalam wawancara mengenai pokok-pokok yang dapat membuat informan atau responden
malu, canggung, maka peneliti sebaiknya mempergunakan istilah yang dapat
menghaluskan konsep atau membuatnya netral.
5.
MASALAH PENCATATAN DATA WAWANCARA
Adapun
pencatatan dari data wawancara dapat dilakukan dengan lima cara:
1.Pencatatan Langsung, cara pencatatan langsung pada suatu wawancara, adalah cara yang terbaik untuk memelihara data hasil wawancara.
1.Pencatatan Langsung, cara pencatatan langsung pada suatu wawancara, adalah cara yang terbaik untuk memelihara data hasil wawancara.
2. Pencatatan dari Ingatan, keuntungan
dari pencatatan dari ingatan adalah si peneliti tidak usah membawa buku catatan
waktu wawancara,dapat bersikap seperti omong-omong dan tidak mengganggu laporan
dalam wawancara.
3. Pencatatan dengan Alat Recording,
alat-alat semacam itu pada masa sekarang amat memudahkan wawancara, karena
dapat mencatat jawaban secara tepat sampai ke detil-detil yang kecil.
4. Pencatatan dengan Angka atua Kata-kata yang Menilai, penctatan serupa itu yang dalam ilmu sosiologi sering disebut field rating dilakukan dengan rencana. Peneliti membuat kuesioner atau formulir pengisian mengenai data yang hendak dikumpulkan.
4. Pencatatan dengan Angka atua Kata-kata yang Menilai, penctatan serupa itu yang dalam ilmu sosiologi sering disebut field rating dilakukan dengan rencana. Peneliti membuat kuesioner atau formulir pengisian mengenai data yang hendak dikumpulkan.
5. Pencatatan Data Wawancara dengan
Kode, Pencatatan serupa itu , yang di dalam ilmu social sering disebut field
coding, adalah hampir sama dengan metode field rating di atas; hanya saja tidak
memberi nilai pada jawab dari responden, akan tetapi suatu kode saja, suatu
leter atau tanda lain untuk mengkiaskan jawab-jawabnya ke dalam rangka dari
masalah penelitia.
BAB
IV
A.
Pembahasan
Dari hasil visit
Bandara Adi Sumarmo kemarin kelompok kami menemukan beberapa data seputar fasilitas
dan informasi mengenai bandara sebagai berikut
yaitu :
·
Beban yang bisa
ditanggung runway dan taxiway Bandara Adi Sumarmo adalah 10 Pesawat Narrow Body&4
Pesawat Wide Body
·
Panjang dan lebar
runway dan taxiwayRunway: 2600m x 45m&Taxiway: 6mx45m.
·
Luas dan beban yang
bisa ditampung apron:
Ø Luas
total terminal 2808m2 yang terbagi menjadi 2 terminal cargo, 11
apron dan 2 terminal penumpang.
·
Daya tampung ruang
tunggu200 passangger..
·
Jumlah pesawat take off
dan landing per hari adalah 25 domestik take off dan landing&2 international take off dan landing.
·
Faktor penyebab
keterlambatan dan jumlah
keterlambatan per hari:
Biasanya
disebabkan oleh keterlambatan kedatangan pesawat dari daerah lain serta apabila
dihari besar dikarenakan jumlah penumpang meningkat terlalu besar. Jumlah keterlambatan
perhari berkisar antara 2 - 3 penerbangan.
·
Jumlah penumpang setiap
hari keberangkatan dan kedatangan
Deperture:
2400 & Arrived: 2000
·
Jam operasi bandara 6 pagi 7 malam
·
Airlane yang beroperasi
dan tipe pesawat yang digunakanGaruda, lion, batik, wings, airasia, nam,
sriwijaya, city link, Narrow: Boeing 737, Airbus a320, ATR 72&WIDE: A330, BOEING 747.
BAB V
Penutup
A.
Kesimpulan
Fasilitas dan
informasi di Bandara Adi Sumarmo yang panjang taxiway dan runway serta luas dan
beban apron yang dapat menampung 10 pesawat narrowbody dan 4 pesawat widebody airline
yang ada di bandara tersebut. pesawat take off dan landing di domestic maupun
internasional setiap hari yang beroperasi jam 6 pagi sampai jam 7 malam dan
juga ada factor keterlambatannya yang lebih besar terutama di hari besar.
B.
Saran-saran
Ø Saran
untuk perusahaan penerbangan :
Sebaiknya untuk keterlambatan penerbangan lebih diminimalisir lagi
Karena akan mengakibatkan penumpang tidak nyaman.
Ø Saran
untuk peneliti selanjutnya :
Sebaiknya dalam melakukan penelitian
lebih detai lagi dan menggunakan metode yang lebih banyak agar
mendapatkan hasil yang sesuai.
Daftar Pustaka
2. Sumber :
Sarwocaem.blogspot.com
No comments:
Post a Comment