Wednesday, August 16, 2017

LAPORAN VISIT BANDARA ADI SOEMARMO SOLO



VISIT BANDARA
ADI SOEMARMO BOYOLALI SOLO

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Aircraft Type Knowledge



 
  



Disusun oleh :
Satria Wahyu Manggala




PRODI D-4 A MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN YOGYAKARTA
2016






KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat untuk membantu mahasiswa memahami materi Mata Kuliah Aircraft Type Knowledge khususnya tentang visit bandara Adi Soemarmo di Boyolali.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat di perlukan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kelompok kami mohon maaf apabila dalam  makalah ini masih banyak kesalahan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kelompok kami sendiri dan bagi pembaca, serta menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Aircraft Type Knowledge



Yogyakarta, 11 Juni 2016


Satria Wahyu Manggala



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR   ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... .................ii

BAB I PENDAHULUAN
A.  Rumusan Masalah................................................................................ 1
B.  Tujuan  Penelitian................................................................................. 1

BAB II
A.  Definisi Harapan ............................................................................................... 2

BAB III
A.    Metode Penelitian ............................................................................................. 3
BAB IV PEMBAHASAN
 A.  Pembahasan............................................................................................ 8
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................................... 9
B.     Saran................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
  







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Rumusan Masalah
1.      Beban yang bisa ditanggung runway dan taxiway
2.      Panjang dan lebar runway dan taxiway
3.      Luas dan beban yang bisa ditampung apron
4.      Daya tampung ruang tunggu
5.      Jumlah pesawat take off dan landing per hari
6.      Faktor penyebab keterlamatan dan jumlah keterlambatan per hari
7.      Jumlah penumpang setiap hari keberangkatan dan kedatangan
8.      Jam operasi bandara
9.      Airlane yang beroperasi dan tipe pesawat yang digunakan

B.     Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui informasi seputar bandara khususnya bandara Adi Sumarmo.
2.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Aircraft Type Kowledge
3.      Untuk mengetahui ukuran dari setiap bangunan yang terdapat di bandara.
4.      Untuk memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu penerbangan.
5.      Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman kami terutama mengenai teori –teori yang telah kami peroleh dalam perkuliahan.



BAB II

A.    Tinjauan Pustaka
1.      Bandar udara Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Menurut Undang-undang No.15 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2001, Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan / atau bongkar muat kargo dan / atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

2.      Sistem lapangan terbang Sistem lapangan terbang menurut Basuki (1986) dibagi menjadi dua, yaitu landside (sisi darat) dan airside (sisi udara). Keduanya dibatasi oleh terminal. Sebuah lapangan terbang melingkupi kegiatan yang sangat luas, yang mempunyai kebutuhan yang berbeda, bahkan kadang - kadang berlawanan, seperti misalnya kegiatan keamanan membatasi sedikit mungkin hubungan (pintu-pintu) antara landside dan airside, sedangkan kegiatan pelayanan memerlukan sebanyak mungkin pintu terbuka dari landside ke airside agar pelayanan berjalan lancar.




BAB III

A.    Metode Penelitian
1.      PENDAHULAUAN
Dalam penelitan ini kami menggunakan metode wawancara
Metode wawancara atau metode interview, mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. Dalam hal ini, suatu percakapan meminta keterangan yang tidak untuk tujuan suatu tugas, tetapi yang hanya untuk tujuan beramah-tamah, untuk tahu saja, atau untuk ngobrol saja, tidak disebut wawancara.
Sebelum seorang peneliti dapat memulai wawancara, artinya sebelum ia dapat berhadapan muka dengan seseorang dan mendapat keterangan lisan dari dia, maka ada beberapa soal mengenai persiapan wawancara yang harus dipecahkan terlebih dahulu. Soal itu mengenai: 
1. Seleksi individu untuk wawancara; 
2. Pendekatan orang yang telah diseleksi untuk wawancara; 
3. Pengembanagan suasana lancer dalam wawancara, serta usaha untuk menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang diwawancara. 

2.      PERSIAPAN UNTUK WAWANCARA
Dalam rangka penelitian masyarakat, ada dua macam wawancara yang pada dasarnya berbeda sifatnya, ialah:
1. Wawancara untuk mendapatkan keterangan dan data dari individu-individu tertentu untuk keperluan informasi
2. Wawancara untuk mendapatkan keterangan tentang diri pribadi, pendirian atau pandangan dari invidu yang ingin diwawancara untuk keperluan komparatif.
Individu sasaran wawancara golongan pertama disebut informan, sedangkan golongan kedua disebut responden. Perbedaan ini mempunyai arti penting dalam wawancara. Adapun mengenai hal mencari subjek wawancara untuk mendapatkan dan mengukur pendirian atau pandanagn dari individu-individu itu, pada permulaan pada seksi ini telah diterngkan bahwa orang-orang itu sebaiknya diseleksi dengan metode sampling yang sedapat mungkin dilakukan dengan seksama. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Soal pendekatan objek wawancara Mengingat bahwa individu yang dipilih untuk wawancara itu mempunyai fungsi serta tugas sebagai warga masyarakat dan mengingat bahwa kadang-kadang mereka mempunyai kesibukan pekerjaan dan kesibukan hidup mereka sendiri, maka perlu bagi golongan si peneliti untuk mengetahui dahulu saat manakah individu dari golongan tertentu menurut kelaziman mempunyai waktu senggangnya. Itu supaya peneliti dapat menentukan waktu manakah yang paling cocok untuk menghubungi subjek wawancara. Kalau waktu wawancara cocok, dan orang yang menjadi subjek wawancara tak merasa terganggu waktunya, maka ia juga akan bersikap lebih kooperatif. 
b. Soal pengembangan suasana lancar dalam wawancara Apabila peneliti telah berhasil untuk mengadakan kontak dengan subjeknya, dan apabila ia dapat mulai dengan wawancaranya, maka timbul soal lain baginya. Hal lain itu adalah cara apakah yang harus dipergunakan, supaya subjek mau menjawab dengan lancar, mau memberikan informasi sebanyak-banyaknya, mau bersikap kooperatif, pendeknya mau memberi laporan yang baik. Hal tersebut adalah masalah hubungan antar individu. Dan seperti tiap masalah hubungan antar individu, hal itu menyangkut kedudukan serta peranan dalam kedudukan dari satu individu terhadap individu yang dihadapinya.
c. Saran-saran mengenai persiapan wawancara dan sikap dalam wawancara
Saran-saran tercantum di bawah ini merupakan saran mengenai sikap umumyang sebaiknya diperhatikan oleh seorang ahli dalam persiapan serta pada waktu wawancara. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1.Peneliti sebaiknya memperhatikan individu dari lapisan bawah, disamping individu dari lapisan atas dalam masyarakat.
2.Dalam menyeleksi sejumlah responden untuk diwawancara, peneliti sebaiknya memperhatikan metode sampling dalam hubungan yang erat dengan tujuan dari penelitian.
3.Dalam hal pemilihan waktu, peneliti sebaiknya memperhatikan dengan seksama masa senggang dari subjek wawancara, dan berusaha supaya jangan mengganggunya dalam kesibukan sehari-hari.
4.Pada permulaan wawancara, peneliti harus selalu memperkenalkan diri serta lembaga atau lain badan yang menugaskannya, secara tegas dan terang. Kemudian menguraikan maksud dari wawancara secara sederhana tapi terang.
5.Peneliti sebaiknya mengambil peranan sebagai seorang yang ingin tahu dan ingin belajardari si informan.
6.Peneliti sebaiknya selalu menunjukkan perhatian sepenuhny aterhadap pokok yang dibicarakan, walaupun telah berusaha untuk bersikap positif, dalam arti bahwa ia jangan memberi komentar atau pendiriannya sendiri terhadap yang diberikan oleh responden.
7.Peneliti sebainya mencoba untuk merasakan pertanyaan-pertanyaan apakah yang rupa-rupanya ditolak oleh responden, karena akan membuat ia malu, karena tidak disetujuinya, karena memberikannya kenanganyang buruk.
8.Peneliti harus mendengarkan dengan penuh perhatian segala hal yang diceritakan oleh responden, juga keterangan yang mungkin tidak diperlukan. Janganlah memaksanya memberikan jawab serta cepat-cepat ketearngan yang sebenarnya dikehendaki peneliti.

3.      TEKNIK BERTANYA DALAM WAWANCARA
Beberapa macam wawancara. Pada umumnya semua macam wawancara yang dikenal oleh para peneliti itu dapat di bagi ke dalam dua golongan besar, ialah: 1. Wawancara berencana 2. Wawancara tak berencana. Wawancara berencana selalu terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan dan disusun sebelumnya. Semua responden yang diseleksi untuk diwawancara diajukan pertanyaan yang sama, dengan kata-kata dan dalam tata urut yang seragam. Peneliti tidak dapat mengubah sendiri keseragaman tersebut karena hal itu mungkin akan menimbulkan respons yang tidak mempunyai nilai seragam, sehingga sukar untuk dibandingkan satu dengan lain. Sebenarnya suatu wawancara berencana itu sama dengan kuesioner yang diajukan kepada responden secara lisan. Wawancara tak berencana
tak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan susunan kata dan dengan tata urut tetap yang harus dipatuhi oleh peneliti secara ketat. Hal ini tentu tidak berarti bahwa suatu wawancara itu tak mempunyai cara dan aturan bertanya yang tertentu. 

4.      CARA-CARA BERTANYA SECARA KONKRET DALAM WAWANCARA
a. Peneliti sebaiknya menghindari kata-kata yang mempunyai mempunyai dua atau banyak arti.
b. Peneliti sebaiknya menghindari pertanyaan-pertanyaan panjang.
c. Peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan yang konkret sesuai dengan waktu dan tempatnya.
d. Peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan dalam rangka pengalaman konkret dari responden.
e. Peneliti sebaiknya menyebut semua alternative yang dapat diberikan oleh responden atas pertanyaannya, atau sebaliknya jangan menyebut suatu alternative sama sekali. 
f. Dalam wawancara mengenai pokok-pokok yang dapat membuat informan atau responden malu, canggung, maka peneliti sebaiknya mempergunakan istilah yang dapat menghaluskan konsep atau membuatnya netral.

5.      MASALAH PENCATATAN DATA WAWANCARA
Adapun pencatatan dari data wawancara dapat dilakukan dengan lima cara:
1.Pencatatan Langsung, cara pencatatan langsung pada suatu wawancara, adalah cara yang terbaik untuk memelihara data hasil wawancara.
2. Pencatatan dari Ingatan, keuntungan dari pencatatan dari ingatan adalah si peneliti tidak usah membawa buku catatan waktu wawancara,dapat bersikap seperti omong-omong dan tidak mengganggu laporan dalam wawancara.
3. Pencatatan dengan Alat Recording, alat-alat semacam itu pada masa sekarang amat memudahkan wawancara, karena dapat mencatat jawaban secara tepat sampai ke detil-detil yang kecil.
4.
Pencatatan dengan Angka atua Kata-kata yang Menilai, penctatan serupa itu yang dalam ilmu sosiologi sering disebut field rating dilakukan dengan rencana. Peneliti membuat kuesioner atau formulir pengisian mengenai data yang hendak dikumpulkan.
5. Pencatatan Data Wawancara dengan Kode, Pencatatan serupa itu , yang di dalam ilmu social sering disebut field coding, adalah hampir sama dengan metode field rating di atas; hanya saja tidak memberi nilai pada jawab dari responden, akan tetapi suatu kode saja, suatu leter atau tanda lain untuk mengkiaskan jawab-jawabnya ke dalam rangka dari masalah penelitia.


BAB IV
A.    Pembahasan
Dari hasil visit Bandara Adi Sumarmo kemarin kelompok kami menemukan beberapa data seputar fasilitas dan informasi mengenai bandara sebagai berikut  yaitu :
·         Beban yang bisa ditanggung runway dan taxiway Bandara Adi Sumarmo adalah 10 Pesawat Narrow Body&4 Pesawat Wide Body
·         Panjang dan lebar runway dan taxiwayRunway: 2600m x 45m&Taxiway: 6mx45m.
·         Luas dan beban yang bisa ditampung apron:
Ø  Luas total terminal 2808m2 yang terbagi menjadi 2 terminal cargo, 11 apron dan 2 terminal penumpang.
·         Daya tampung ruang tunggu200 passangger..
·         Jumlah pesawat take off dan landing per hari adalah 25 domestik take off dan landing&2  international take off dan landing.
·         Faktor penyebab keterlambatan dan jumlah keterlambatan per hari:
Biasanya disebabkan oleh keterlambatan kedatangan pesawat dari daerah lain serta apabila dihari besar dikarenakan jumlah penumpang meningkat terlalu besar. Jumlah keterlambatan perhari berkisar antara 2 - 3 penerbangan.
·         Jumlah penumpang setiap hari keberangkatan dan kedatangan Deperture: 2400 & Arrived: 2000
·         Jam operasi bandara 6 pagi 7 malam
·         Airlane yang beroperasi dan tipe pesawat yang digunakanGaruda, lion, batik, wings, airasia, nam, sriwijaya, city link, Narrow: Boeing 737, Airbus a320, ATR 72&WIDE: A330,  BOEING 747.


BAB V
Penutup

A.            Kesimpulan
Fasilitas dan informasi di Bandara Adi Sumarmo yang panjang taxiway dan runway serta luas dan beban apron yang dapat menampung 10 pesawat narrowbody dan 4 pesawat widebody airline yang ada di bandara tersebut. pesawat take off dan landing di domestic maupun internasional setiap hari yang beroperasi jam 6 pagi sampai jam 7 malam dan juga ada factor keterlambatannya yang lebih besar terutama di hari besar.

B.            Saran-saran
Ø  Saran untuk perusahaan penerbangan :
Sebaiknya untuk keterlambatan penerbangan lebih diminimalisir lagi Karena akan mengakibatkan penumpang tidak nyaman.
Ø  Saran untuk peneliti selanjutnya :
Sebaiknya dalam melakukan penelitian lebih detai lagi dan menggunakan metode yang lebih banyak agar mendapatkan hasil yang sesuai.


Daftar Pustaka

1.      www.poztmo.com
2.      Sumber : Sarwocaem.blogspot.com





No comments:

Post a Comment